pemasangan alat pacu jantung,ring jantung dan ablasi jantung
Saya berasal dari jl.Ilir kota Banjar,karena sudah menjadi kebiasaan saya selama 20 tahun ini saya sering mengecek darah atau mengontrol kesehatan jantung tanpa menggunakan surat pengantar dari dokter(hampir setiap 2 bulan sekali) dan saya juga sering melakukan penelitian-penelitian atas berbagai macam penyakit dari penyakit anak saya,pegawai saya atau saya sendiri dan bahkan 3 tahun terakhir ini saya rajin mempelajari penyakit jantung yang telah saya alami.
Pada akhir tahun 2015 saya mengecek kesehatan jantung saya pada dokter spesialis penyakit jantung, hasil dari daripada rekaman EKG dari saya, dokter menyatakan bahwa saya telah terkena penyakit aritmia Atrial Fibrilasi (AF) dan di curigai ada penyumbatan di pembuluh darah (ateroskleorosis).
Pada bulan Januari 2016 penyakit aritmia AF saya mulai terasa, jalan sering terasa ringan - ringan,jantung lebih cepat payah pabila berjalan agak jauh; saya mulai merasa kuatir lewat internet saya mencari nama - nama dokter ahli aritmia di Jakarta, yang timbul adalah nama dr.Munawar,SpJP , beliau adalah bekas direktur RS.Jantung Harapan Kita Jakarta(RS.pemerintah) tapi nama beliau sudah lama tidak tercantum di rumah sakit tersebut, karena beliau telah mendirikan sendiri rumah sakit khusus jantung swasta yang stu - satunya ada di Jakarta dengan nama RS.Jantung BINA WALUYA , lokasinya berada di jl.TB.Simatupang di daerah pasar Rebo, rumah sakitnya menjorok kedalam berwarna kuning sehingga sepintas lalu sangat susah bagi orang untuk mencari alamatnya.
Saya tahu bahwa di RS.Jantung Harapan Kita terdapat banyak dokter - dokter senior dan juga beberapa orang ahli aritmia dan ablasi seperti Dr.dr.Yoga Yunadi,SpJP dan dr.Dicky A.Hanafy atau dr.Sunu yang masih dalam pendidikan. Tetapi kalau mau melakukan CABG (bypass jantung) atau ablasi jantung di RS.Jantung Harapan Kita pasien haruslah mendaftarkan diri dulu dan bersabar menunggu antrian selama 6 bulan, hal tersebut berlaku bagi pasien BPJS atau pasien dengan pembiayaan pribadi .
Rumah sakit Jantuing BINA WALUYA konon pemiliknya disinyalir adalah Dr. dr.Munawar,SpJP yang konon di sebut sebagai dokter ahli ablasi pertama di Asia Tenggara, di situs rumah sakitnya di tulis bahwa beliau adalah orang yang sabar, siap sedia menjawab semua keluhan pasien baik yang datang langsung maupun yang bertanya lewat telepon atau telpon di rumah pribadinya, tertarik dengan promosinya di internet, maka sya memutuskan untuk menjadi pasien di RS.BINA WALUYA, apalagi pasien rumah sakit tersebut tidak banyak jadi antriannya tidak panjang, khusus Dr.dr.Munawar,SpJP sendiri. pasiennya cukup banyak ( 1 minggu hanya berpraktek 3 kali saja), jadi saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk konsultasi dengan beliau, kebanyakan pasien hanya di beri waktu kurang lebih 5 - 10 menit, bayaranyapun sangat mahal kurang lebih Rp.500.000; saat itu, jadi percuma saja kalau konsultasi dengan dokter tersebut. Kemudian saya menoleh pada dr.Benny Hartono,SpJP yang berpraktek di RS.BINA WALUYA yang konon disebut sebagai murid andalan dan calon penerus keahlian dr.Munawar,SpJP .
Dr.Benny Hartono,SpJP adalah lulusan fakultas kedokteran universitas Indonesia, konon di sebut - sebut memperoleh predikat cumelaude, di internet diterangkan bahwa dia telah pernah melakukan operasi besar atau kecil kalau tidak salah sebanyak ribuan kali ( apakah mungkin selama 6-7 tahun ini dia telah melakukan operasi pasang ring/stent, pacemaker atau ablasi, karena setiap kali saya berkunjung kesana dia kebanyakan sedang berada di tempat, pabila dia sedang tindakan operasi biasanya perawatnya bisa memberitahu pada pasien) dia pernah belajar ablasi jantung di Taiwan selama 1 tahun, tertarik dengan promosi - promosi tersebut, saya memutuskan untuk menjadi pasien tetap dari dia.
Dr.Benny Hartono,SpJP memang orangnya ramah tamah, orang cina, berumur 40 tahun lebih, kesan saya saat itu sangat baik, dia adalah dokter yang sabar dan pintar, bahkan dokter lain yang tidak mengerti kadang dia bisa menjawabnya, saya sangat sering konsultasi sama dia dan sya mempunya cita - cita kelak sakit jantung aritmia saya bisa disembuhkan dia dengan ablasi.
Tibalah saat harinya saya mau ablasi, setelah melakukan serangkaian pengecekan darah dan MSCT, saya lalu di bius dan di ablasi dia selama kurang lebih 5 - 6 jam, tapi sya sangat amat kecewa setelah pulang dari ablasi, tidak sampai 1 minggu AF saya kambuh kembali, habislah uang susah payah saya sebanyak kurang lebih Rp.200 juta,minggu besoknya saya datangi dia dan menanyakan hal tersebut, tetapi dengan entengnya dia menjawab bahwa aritmia saya tersebut adalah penyakit degenerative, apalagi usia saya sudah tua dan berpenyakit diabetes, lalu sya berkata pada dia kalau tahu begitu kenapa dokter menyuruh saya ablasi ??. dokter tersebut sangat gemar memakai obat Isoptin yang mana obat tersebut gampang menyebabkan pasien yang tak cocok berefek samping bradikardia atau sick sinus syndrome atau blok jantung.
Saya sangat menyesal betul dengan dr.Benny Hartono,SpJp , sewaktu konsultasi dia baik - baik, ramah,dan penuh simpati, tetapi sewaktu mau ablasi yang memakan biaya besar, maka keluarlah watak aslinya yang tak bermoral.
Sebelum melakukan ablasi, ada kerabat - kerabat sya yang memberi usul dan masukan, supaya saya melakukan ablasi di IJN Kuala Lumpur saja, karena dokternya lebih pandai dan berpengalaman,atau ke Dr.dr.Yoga Yunardi.SpJP yang juga berpraktek di RS.Mitra Kelapa Gading Jakarta ( dokter senior yg katanya sangat teliti dan sabar kalau melakukan ablasi atau pasang ring/stent); ada juga yang mengusulkan supaya sya kalau mau melakukan operasi apa saja lebih baik ke rumah sakit pemerintah karena selain peralatan lengkap dokter - dokternya pintar dari berbagai macam ilmu kedokteran, yang terpenting adalah uangnya masuk ke kas pemerintah, dokter spesialis pabila melakukan tindakan hanya mendapat fee yang tidak banyak, ini menjamin keamanan kita kalau ada oknum - oknum dokter yang melakukan penyimpangan apalagi kalau mendirikan sebuah rumah sakit bukan atas kemampuan diri sendiri, tapi berdasarkan kucuran kredit atau bantuan dari bank,sudah tentu beban tanggung jawabnya sangat berat.
Perlu di ketahui Ablasi adalah tindakan operasi tanpa bedah, sebuah selang lentur di masukkan lewat paha ke area atrium jantung, dari elektrodanya memancarkan gelombang - gelombang untuk mematikan arus listrik jantung yang tidak normal, biasanya menurut dokter - dokter ablasi dan promosi - promosi di internet tentang ablasi (waspadalah, terkadang internet tersebut di pasang oleh orang - orang yang belum tentu mengerti betul, alias mengutip atau di pasang oleh oknum - oknum dokter bersangkutan) bahwa keberhasilan ablasi adalah 85% artinya 15% berisiko gagal, jadi ini tergantung persepsi masing - masing pasien.
Menurut dr.Antono,SpJP dari RS.Siloam Kebun Jeruk Jakarta yang juga pernah mengoperasikan alat ablasi Carto 3Dimensi, beliau menasehati saya lebih baik belajar hidup berdampingan dengan AF , karena ablasi apabila sukses sering - sering setelah kurang lebih 5 tahun akan kambuh kembali, apalagi usia saya sudah tua, jadi beliau sangat tidak menganjurkan saya ablasi, hal tersebut juga di amini oleh beberapa dokter jantung lain, katanya ablasi bisa punya peluang sukses kecuali frekuensi AF nya jarang datang atau baru timbul, jadi apakah kita bisa mengetahui secara tepat tentang kapan mulai timbulnya AF??? inilah kesalahan fatal saya tidak mendengar nasehat mereka dan saya berusaha mencoba jalan terakhir bagi saya untuk mengobati AF saya, siapa tahu saya bisa berhasil?.
Atrial Fibrilasi (AF) resiko kematiannya hanya 0,1% sedangkan ventrikel fibrilasi sangat bahaya, orang yang menderita bradikardia ( detak jantung terlalu lambat) sering harus memasang pacemaker sedangkan SVT adalah penyakit yang gampang di ablasi tuntas.
Serangkaian peristiwa - peristiwa tersebut diantaranya setiap saya datang berkunjung ke dr.Benny Hartono,SpJP saya selalu melakukan wawancara dengan pasien - pasien disana, yang mengeluhkan harga pacemakernya (alat pacu jantung) sangat mahal, jadi kita haruslah berhati - hati kalau kita berniat melakukan tindakan yang biayamya besar haruslah banyak bertanya pada dokter - dokter lain atau mempelajari sendiri buku - buku tentang jantung juga bisa membuka google yang keterangan tetap kita harus pandai - pandai menyaringnya sendiri. Memang pembuluh darah jantung yang masih baik tidak menjadi masalah jika dipasang ring/stent tapi akibatnya kita harus minum obat anti platelet seumur hidup yg efek samping nya sangat mengerikan ( muntah darah, BAB darah,pendarahan di lambung,dll).
Dr.Benny hartono ternyata pengalaman ablasinya sangat minim 1 tahun tidak sampai 15 kali operasi. dan rumah sakit tsb menurut keterangan perawat2 nya kalau ablasi AF tdk cukup 1 kali paling tidak harus 2-3 kali operasi, jadi brp biaya yg hrs kita keluarkan????
Kini marak artikel - artikel promosi soal ablasi yg muncul di internet, apalagi yang berhubungan dengan RS.Bina Waluya Jakarta,kita tidak tahu apakah itu orang pribadi sendiri asal kutip dari artikel - artikel ablasi yang banyak abal - abal dan bohong atau dia dapat pesanan dari orang lain, atau oknum - oknum dokter itu sendiri yang menulisnya, kita tidak bisa memastikan.
Tulisan ini semoga bermanfaat bagi penderita AF, jangan sampai kejadian yang menimpa saya terulang pada orang lain, banyak - banyaklah mempelajari penyakit AF kita sendiri. belilah stetoskop dan setiap hari dengarkan sendiri detak jantung anda dan setiap hari membuat catatan tentang reaksi obat atau maju mundurnya penyakit kita. Obat aritmia yang paling baik di pakai untuk AF adalah Tambocor ( Flecainide ) dengan dosis 50 mg x 2 per hari, obat tersebut adanya di Malaysia atau Singapura, sedangkan obat Amiodarone banyak di pakai di Indonesia, obat tersebut memang baik , tetapi memiliki efek samping yang banyak dan jelek.
Pada akhir tahun 2015 saya mengecek kesehatan jantung saya pada dokter spesialis penyakit jantung, hasil dari daripada rekaman EKG dari saya, dokter menyatakan bahwa saya telah terkena penyakit aritmia Atrial Fibrilasi (AF) dan di curigai ada penyumbatan di pembuluh darah (ateroskleorosis).
Pada bulan Januari 2016 penyakit aritmia AF saya mulai terasa, jalan sering terasa ringan - ringan,jantung lebih cepat payah pabila berjalan agak jauh; saya mulai merasa kuatir lewat internet saya mencari nama - nama dokter ahli aritmia di Jakarta, yang timbul adalah nama dr.Munawar,SpJP , beliau adalah bekas direktur RS.Jantung Harapan Kita Jakarta(RS.pemerintah) tapi nama beliau sudah lama tidak tercantum di rumah sakit tersebut, karena beliau telah mendirikan sendiri rumah sakit khusus jantung swasta yang stu - satunya ada di Jakarta dengan nama RS.Jantung BINA WALUYA , lokasinya berada di jl.TB.Simatupang di daerah pasar Rebo, rumah sakitnya menjorok kedalam berwarna kuning sehingga sepintas lalu sangat susah bagi orang untuk mencari alamatnya.
Saya tahu bahwa di RS.Jantung Harapan Kita terdapat banyak dokter - dokter senior dan juga beberapa orang ahli aritmia dan ablasi seperti Dr.dr.Yoga Yunadi,SpJP dan dr.Dicky A.Hanafy atau dr.Sunu yang masih dalam pendidikan. Tetapi kalau mau melakukan CABG (bypass jantung) atau ablasi jantung di RS.Jantung Harapan Kita pasien haruslah mendaftarkan diri dulu dan bersabar menunggu antrian selama 6 bulan, hal tersebut berlaku bagi pasien BPJS atau pasien dengan pembiayaan pribadi .
Rumah sakit Jantuing BINA WALUYA konon pemiliknya disinyalir adalah Dr. dr.Munawar,SpJP yang konon di sebut sebagai dokter ahli ablasi pertama di Asia Tenggara, di situs rumah sakitnya di tulis bahwa beliau adalah orang yang sabar, siap sedia menjawab semua keluhan pasien baik yang datang langsung maupun yang bertanya lewat telepon atau telpon di rumah pribadinya, tertarik dengan promosinya di internet, maka sya memutuskan untuk menjadi pasien di RS.BINA WALUYA, apalagi pasien rumah sakit tersebut tidak banyak jadi antriannya tidak panjang, khusus Dr.dr.Munawar,SpJP sendiri. pasiennya cukup banyak ( 1 minggu hanya berpraktek 3 kali saja), jadi saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk konsultasi dengan beliau, kebanyakan pasien hanya di beri waktu kurang lebih 5 - 10 menit, bayaranyapun sangat mahal kurang lebih Rp.500.000; saat itu, jadi percuma saja kalau konsultasi dengan dokter tersebut. Kemudian saya menoleh pada dr.Benny Hartono,SpJP yang berpraktek di RS.BINA WALUYA yang konon disebut sebagai murid andalan dan calon penerus keahlian dr.Munawar,SpJP .
Dr.Benny Hartono,SpJP adalah lulusan fakultas kedokteran universitas Indonesia, konon di sebut - sebut memperoleh predikat cumelaude, di internet diterangkan bahwa dia telah pernah melakukan operasi besar atau kecil kalau tidak salah sebanyak ribuan kali ( apakah mungkin selama 6-7 tahun ini dia telah melakukan operasi pasang ring/stent, pacemaker atau ablasi, karena setiap kali saya berkunjung kesana dia kebanyakan sedang berada di tempat, pabila dia sedang tindakan operasi biasanya perawatnya bisa memberitahu pada pasien) dia pernah belajar ablasi jantung di Taiwan selama 1 tahun, tertarik dengan promosi - promosi tersebut, saya memutuskan untuk menjadi pasien tetap dari dia.
Dr.Benny Hartono,SpJP memang orangnya ramah tamah, orang cina, berumur 40 tahun lebih, kesan saya saat itu sangat baik, dia adalah dokter yang sabar dan pintar, bahkan dokter lain yang tidak mengerti kadang dia bisa menjawabnya, saya sangat sering konsultasi sama dia dan sya mempunya cita - cita kelak sakit jantung aritmia saya bisa disembuhkan dia dengan ablasi.
Tibalah saat harinya saya mau ablasi, setelah melakukan serangkaian pengecekan darah dan MSCT, saya lalu di bius dan di ablasi dia selama kurang lebih 5 - 6 jam, tapi sya sangat amat kecewa setelah pulang dari ablasi, tidak sampai 1 minggu AF saya kambuh kembali, habislah uang susah payah saya sebanyak kurang lebih Rp.200 juta,minggu besoknya saya datangi dia dan menanyakan hal tersebut, tetapi dengan entengnya dia menjawab bahwa aritmia saya tersebut adalah penyakit degenerative, apalagi usia saya sudah tua dan berpenyakit diabetes, lalu sya berkata pada dia kalau tahu begitu kenapa dokter menyuruh saya ablasi ??. dokter tersebut sangat gemar memakai obat Isoptin yang mana obat tersebut gampang menyebabkan pasien yang tak cocok berefek samping bradikardia atau sick sinus syndrome atau blok jantung.
Saya sangat menyesal betul dengan dr.Benny Hartono,SpJp , sewaktu konsultasi dia baik - baik, ramah,dan penuh simpati, tetapi sewaktu mau ablasi yang memakan biaya besar, maka keluarlah watak aslinya yang tak bermoral.
Sebelum melakukan ablasi, ada kerabat - kerabat sya yang memberi usul dan masukan, supaya saya melakukan ablasi di IJN Kuala Lumpur saja, karena dokternya lebih pandai dan berpengalaman,atau ke Dr.dr.Yoga Yunardi.SpJP yang juga berpraktek di RS.Mitra Kelapa Gading Jakarta ( dokter senior yg katanya sangat teliti dan sabar kalau melakukan ablasi atau pasang ring/stent); ada juga yang mengusulkan supaya sya kalau mau melakukan operasi apa saja lebih baik ke rumah sakit pemerintah karena selain peralatan lengkap dokter - dokternya pintar dari berbagai macam ilmu kedokteran, yang terpenting adalah uangnya masuk ke kas pemerintah, dokter spesialis pabila melakukan tindakan hanya mendapat fee yang tidak banyak, ini menjamin keamanan kita kalau ada oknum - oknum dokter yang melakukan penyimpangan apalagi kalau mendirikan sebuah rumah sakit bukan atas kemampuan diri sendiri, tapi berdasarkan kucuran kredit atau bantuan dari bank,sudah tentu beban tanggung jawabnya sangat berat.
Perlu di ketahui Ablasi adalah tindakan operasi tanpa bedah, sebuah selang lentur di masukkan lewat paha ke area atrium jantung, dari elektrodanya memancarkan gelombang - gelombang untuk mematikan arus listrik jantung yang tidak normal, biasanya menurut dokter - dokter ablasi dan promosi - promosi di internet tentang ablasi (waspadalah, terkadang internet tersebut di pasang oleh orang - orang yang belum tentu mengerti betul, alias mengutip atau di pasang oleh oknum - oknum dokter bersangkutan) bahwa keberhasilan ablasi adalah 85% artinya 15% berisiko gagal, jadi ini tergantung persepsi masing - masing pasien.
Menurut dr.Antono,SpJP dari RS.Siloam Kebun Jeruk Jakarta yang juga pernah mengoperasikan alat ablasi Carto 3Dimensi, beliau menasehati saya lebih baik belajar hidup berdampingan dengan AF , karena ablasi apabila sukses sering - sering setelah kurang lebih 5 tahun akan kambuh kembali, apalagi usia saya sudah tua, jadi beliau sangat tidak menganjurkan saya ablasi, hal tersebut juga di amini oleh beberapa dokter jantung lain, katanya ablasi bisa punya peluang sukses kecuali frekuensi AF nya jarang datang atau baru timbul, jadi apakah kita bisa mengetahui secara tepat tentang kapan mulai timbulnya AF??? inilah kesalahan fatal saya tidak mendengar nasehat mereka dan saya berusaha mencoba jalan terakhir bagi saya untuk mengobati AF saya, siapa tahu saya bisa berhasil?.
Atrial Fibrilasi (AF) resiko kematiannya hanya 0,1% sedangkan ventrikel fibrilasi sangat bahaya, orang yang menderita bradikardia ( detak jantung terlalu lambat) sering harus memasang pacemaker sedangkan SVT adalah penyakit yang gampang di ablasi tuntas.
Serangkaian peristiwa - peristiwa tersebut diantaranya setiap saya datang berkunjung ke dr.Benny Hartono,SpJP saya selalu melakukan wawancara dengan pasien - pasien disana, yang mengeluhkan harga pacemakernya (alat pacu jantung) sangat mahal, jadi kita haruslah berhati - hati kalau kita berniat melakukan tindakan yang biayamya besar haruslah banyak bertanya pada dokter - dokter lain atau mempelajari sendiri buku - buku tentang jantung juga bisa membuka google yang keterangan tetap kita harus pandai - pandai menyaringnya sendiri. Memang pembuluh darah jantung yang masih baik tidak menjadi masalah jika dipasang ring/stent tapi akibatnya kita harus minum obat anti platelet seumur hidup yg efek samping nya sangat mengerikan ( muntah darah, BAB darah,pendarahan di lambung,dll).
Dr.Benny hartono ternyata pengalaman ablasinya sangat minim 1 tahun tidak sampai 15 kali operasi. dan rumah sakit tsb menurut keterangan perawat2 nya kalau ablasi AF tdk cukup 1 kali paling tidak harus 2-3 kali operasi, jadi brp biaya yg hrs kita keluarkan????
Kini marak artikel - artikel promosi soal ablasi yg muncul di internet, apalagi yang berhubungan dengan RS.Bina Waluya Jakarta,kita tidak tahu apakah itu orang pribadi sendiri asal kutip dari artikel - artikel ablasi yang banyak abal - abal dan bohong atau dia dapat pesanan dari orang lain, atau oknum - oknum dokter itu sendiri yang menulisnya, kita tidak bisa memastikan.
Tulisan ini semoga bermanfaat bagi penderita AF, jangan sampai kejadian yang menimpa saya terulang pada orang lain, banyak - banyaklah mempelajari penyakit AF kita sendiri. belilah stetoskop dan setiap hari dengarkan sendiri detak jantung anda dan setiap hari membuat catatan tentang reaksi obat atau maju mundurnya penyakit kita. Obat aritmia yang paling baik di pakai untuk AF adalah Tambocor ( Flecainide ) dengan dosis 50 mg x 2 per hari, obat tersebut adanya di Malaysia atau Singapura, sedangkan obat Amiodarone banyak di pakai di Indonesia, obat tersebut memang baik , tetapi memiliki efek samping yang banyak dan jelek.
Sungguh bagus artikel ini.
BalasPadambisa minta informasi melalui email, ada yang saya ingin tanyakan, terima kasih
BalasPadamemail saya : lepbagong@gmail.com
Udah ke Prof Yoga atau dr. Sunu?
BalasPadamVideos - Youtube - Vidl Video Library
BalasPadamVideos Video Tutorial Videos · Videos · Videos Tutorials · Tutorials · Videos · Videos · Videos Tutorials · Videos Tutorials · Videos youtube to mp3 Tutorials.
NJ casino, poker rooms, betting and sports betting - jtmhub.com
BalasPadamWelcome to the New Jersey Lottery! Check out 제천 출장샵 the latest SuperLotto Plus results, plus 양산 출장샵 all 상주 출장샵 the 여주 출장마사지 latest SuperLotto 전라남도 출장샵 Plus news, plus the latest news,